“Pa…
Itu apa sih pa?” Tanya Nita, anakku yang paling kecil, sambil menunjuk gambar
di screen saver laptopku. “Oh itu….. Itu
namanya orangutan sayang” jawabku sambil mengangkat tubuhnya yang mungil dan mendudukannya dipangkuanku. “Kok waktu Nita kemaren ke
kebun binatang, Nita nggak liat hewan itu pa?” Tanya Nita lagi. Aku hanya tersenyum kecil sambil membelai
kepalanya. “Karna sekarang udah punah, udah nggak ada lagi”
“Kayak dinosaurus ya pa?”
“Iya kayak dinosaurus”
“Kok bisa
punah sih pa?” anakku yang satu ini memang yang paling kritis diantara ketiga
anakku yang lain.
“Kenapa
orangutan bisa punah? Hmmmm…. Karna dulu jamannya papa masih kecil, orang-orang
banyak yang nggak mau ngelindungin….. Banyak yang memburunya secara
sembarangan, hingga pada akhirnya orangutan yang ada semua habis dan mati”
“emang kenapa diburuin sih pa? emang salahnya
orangutan apa pa sampai diburuin?”
Aku hanya tersenyum, pertanyaan Nita sedikit
membuatku berpikir. Ya, kenapa orangutan diburu? Apa sebenarnya salah mereka?
Apa yang membuat mereka diperjual belikan? Untuk obat kah? Untuk penelitian
kah? Atau hanya untuk sebagai ajang gengsi saja? Sungguh sayang.
“Pa!! Papa kok melamun?” sahut Nita
membuyarkan lamunanku.
“Sudah sana main sama kakak–kakakmu, nanti malam
papa ceritain tentang pongo si orangutan”
“Bener ya pa..” jawabnya antusias dengan mata
berbinar–binar. Akupun menganggukkan
kepala dan menurunkannya dari pangkuanku. Dia pun berlari dengan riang gembira.
Aku
menolehkan pandanganku ke layar monitor yang kini sedang menampilkan
gambar orangutan kecil yang sedang bermain di hutan. Ah….. Seandainya dulu orang-orang mau
melindungi keberadaaan mereka, melestarikan habitatnya, dan tidak malah
membunuhnya dengan membabi buta hanya untuk kepentingan segelintir orang saja,
mungkin Nita akan tahu bagaimana bentuk asli orangutan.
Seandainya…ya seandainya…seandainya kita mau
sedikit lebih peduli, tentu percakapan diatas tidak akan terjadi. Atau mungkinkah kisah burung dodo akan
terjadi kembali?
semoga saja tidak…